Rabu, 12 Juli 2017
Napi Kencing Saja Bisa Tenggelamkan para Sipir
BERITA MASA KINI 139 - Ketika membaca berita tentang dua narapidana (napi) kabur dari penjara di Pulau Nusakambangan, Minggu (9/7) lalu, saya langsung teringat cerita tiga tahun silam.
Februari 2014 lalu, saya mendapatkan kesempatan "tinggal" selama enam hari lima malam di pulau yang terletak di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah itu.
Saat itu, saya tidur dari satu lapas ke lapas lain, alih-alih menginap di sebuah rumah singgah yang telah disediakan bagi tamu dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI.
Kesempatan langka untuk "blusukan" dari penjara yang konon dikenal paling seram di Indonesia itu tentu saja tak mau saya lewatkan begitu saja.
Selama lima malam berturut-turut, saya memilih melek dan mengobrol dengan para sipir serta sejumlah tamping (tahanan pendamping).
Di sana terdapat total tujuh lembaga pemasyarakatan (lapas).
Hampir di setiap sudut bangunan penjara memang ada menara pengawas.
Namun, ketika saya bermalam di sejumlah lapas di Pulau Nusakambangan, saya tidak melihat ada penjaga yang stand-by di menara. ( BANDAR TOGEL ONLINE )
"Itulah kendala kami (sipir) di sini (Pulau Nusakambangan). Kalau berbicara perbandingan jumlah sipir dan narapidana, satu sipir punya tanggung jawab menjaga puluhan napi. Kami sejatinya takut memikul tanggung jawab seberat ini," ujar sipir tersebut.
Sang sipir itu lalu buru-buru menimpali dengan nada bercanda, "(napi) tidak usah susah payah melawan (sipir), mereka (napi) kencing ramai-ramai dan berbarengan, kami seluruh sipir yang berjaga pun bisa tenggelam."
Kalimat sipir yang dilontarkan tiga tahun silam itu memang diakui oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Tengah Bambang Sumardiono.
Ketika mengobrol lewat telepon, Selasa (11/7), Bambang menyatakan faktor kurangnya sipir jadi satu di antara beberapa faktor pemicu kaburnya narapidana. ( PREDIKSI JITU )
"Begini lho Mas Adi, memang itu persoalan klasik. Tetapi bagaimana lagi, memang faktanya jumlah SDM (Sumber Daya Manusia) kami di Nusakambangan sangat terbatas," kata Bambang.
Bambang mengungkapkan, saat ini terdapat 430 petugas di 7 lapas di Pulau Nusakambangan.
Sedangkan jumlah petugas jaga setiap regu adalah 3 orang - 4 orang per shift.
Sementara jumlah napi rata-rata di setiap lapas ada sekitar 300 orang sampai 500 orang. "Idealnya, setiap regu jaga adalah 15 orang per shift," ujar Bambang.
Pulau Nusakambangan yang dikenal sebagai pulau penjara sejak zaman Kolonial Hindia Belanda dan kembali ditegaskan pada 1974 di mana pemerintah Indonesia lewat Kepres RI No. 38.mengukuhkan status Nusakambangan sebagai pulau tertutup memang keberadaannya perlu ditinjau kembali.
Penjagaan di sekitar pulau pun kini sudah tidak ketat lagi.
"Bagaimana mungkin kami bisa menempatkan penjaga untuk mengawasi pulau, sementara personel untuk mengawasi penjara di dalamnya saja kami kekurangan SDM," ungkap Bambang.
Kaburnya napi Hendra dan Agus Setiyardi dari penjara di Pulau Nusakambangan, pada Minggu (9/7) lalu adalah untuk yang kesekian kalinya. ( POKER FREECHIP )
Pada Januari 2017 lalu, ada nama M Husein (43) dan Syarjani Abdullah (40) yang berhasil kabur namun dapat ditangkap kembali beberapa hari kemudian.
Sebelumnya, ada napi lain yang berhasil kabur dan hingga sekarang belum ditemukan.
Napi tersebut adalah Kadarmono alias Darmo, seorang narapidana (napi) kasus perampokan yang kabur dari Lapas Klas IIA Permisan, Pulau Nusakambangan, Senin (19/6/2017).
Darmo merupakan warga Gunungpati, Kota Semarang.
Ada lagi Seorang napi kasus narkoba, Saman Hasan alias Messi, berkewarganegaraan Turki melarikan diri dari Lapas Besi Pulau Nusakambangan, pada 30 Juni 2016. ( BANDAR BOLA ONLINE )
Masih ada pula sederet nama napi lain yang pernah berhasil kabur tapi akhirnya ditangkap kembali.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar